Buat kamu yang mau naik gunung, harus tetep safety yaa - Mendaki adalah salah satu kegiatan yang dilakukan ruangan atau alam bebas. Dalam mendaki gunung ataupun camping diperlukan perlengkapan dan peralatan khusus yang sesuai dengan kondisi alam yang akan kita mendaki.

Perlengkapan atau peralatan dalam mendaki gunung merupakan kebutuhan yang vital selama pendakian. Cuaca yang ekstrim dan berubah-ubah, tidak adanya fasilitas apapun di gunung serta fisik yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, membuat kita para pendaki dan pecinta alam membutuhkan peralatan tersebut.
Secara sepintas, perlengkapan mendaki gunung hanya itu-itu saja. Namun bila dicatat secara lengkap dan terperinci, banyak juga jumlahnya, dan bisa ingin membelinya bisa menghabiskan uang jutaan rupiah. Namun semakin banyaknya orang yang melakukan pendakian, membuat beberapa pihak dengan ide bisnisnya membuka persewaan perlengkapan hiking maupun camping tersebut.

Info: Dalam mempersiapkan peralatan mendaki kita tidak diharuskan membeli yang baru, untuk peralatan khusus kamu bisa meminjam atau sewa di tempat persewaan peralatan outdoor dan hiking yang ada ditoko terdekat.

PERALATAN KELOMPOK:
  1. Tenda Dome
    Tenda adalah peralatan kelompok yang wajib dibawa. Tenda untuk pendakian gunung ada banyak sekali macam-macamnya. Dari merk yang bagus hingga medium. Dan ukurannya juga bervariasi.
    Merk: Eiger, Bestway, Lafuma, Montana, Rei, Columbia, dll
    Kapasitas: 2 orang, 4 orang, 6 orang dst
    tenda dome
  2. Logistik/ makanan:roti, minuman sachet, kopi, susu, madu, antangin JRG,beras, sayur, telur, sarden kaleng, nuggiet, minyak, buah-buahan (apel, pir, anggur, salak dll), bumbu dapur, tempe, abon, bihun, mentega, gula jawa, gula pasri garam, kopi, teh, susu, cokelat, kerupuk dll
    logistik
  3. Peralatan komunikasi: Handy Talkie, dll (optional)
    handy talky
  4. Peralatan masak: Kompor, Nesting, Gas, Korek api, Spirtus
    peralatan masak di gunung
PERALATAN PRIBADI
  1. Tas Gunung/ Carrier (wajib)
    tas carrier
    Tas gunung tentunya peralatan paling utama jika kita akan melakukan pendakian. Tas gunung biasa dipanggil “Tas Carrier” atau “Carrier” saja. Tas gunung memiliki desain yang sudah disesuaikan dengan ergonomi badan manusia dan sudah disesuaikan pula khusus untuk membawa beban yang berat. Tas gunung dilengkapi dengan kantong-kantong yang banyak dan banyak tali-tali yang mengait. Tas gunung ada banyak merk dan banyak ukurannya. Tiap merk memiliki kelebihannya masing-masing. Ada yang memiliki besi di punggung bagian dalam tas supaya bisa menopang punggung manusia yang membopongnya. Adapula yang bisa dilipat, memiliki saku yang banyak, dan lain sebagainya.
    Merk tas gunung: The North Face, Deuter, Eiger, Karrimor, Avtech, Consina, Alpine
    Jenis berdasar ukuran: 40, 60, 80, 100 dan 120 (Liter)
    Harga: berkisar Rp 250.000 – Rp 1juta-an tergantung merk dan ukuran
  2. Jaket Gunung (wajib)
    jaket gunung
    Jaket adalah hal wajib yang harus dipunyai para pendaki. Namun bukan sekadar jaket biasa atau jaket yang dipakai sehari-hari melainkan jaket khusus yang tahan angin dan suhu dingin. Seperti halnya tas gunung, jaket gunung juga memiliki merk dan kelebihan masing-masing. Ada yang tahan angin saja, ada pula yang tahan angin dan air.
    Merk: EIGER, NORDWAND, DEUTER,KARRIMOR, CONSINA
    Jenis: waterproof, weatherproof
    Harga: Rp 130.000 – Rp 1jt-an
  3. Sepatu atau sandal gunung (wajib)
    sandal gunungsepatu gunung
    Sepatu gunung dan sandal gunung merupakan kewajiban selanjutnya yang harus dipakai oleh para pendaki. Sepatu gunung didesain khusus untuk menerjang medan becek, lumpur, basah, berdebu dan didesain khusus pula untuk trek menanjak. Begitu juga dengan sandal gunung. Sandal gunung didesain manfaatnya sama seperti sepatu gunung hanya saja tidak menutupi kaki saja. Sepatu gunung dan sandal gunung juga memiliki merk dan kualitasnya masing-masing.
    Merk sepatu: Meindl Toronto, Hi-Tec Harmony, Merrell Moab, Scarpa SL Activ, Salomon Comet 3D Lady
    Merk sandal: Rei, Eiger
    Harga sepatu: Rp 300.000 – Rp 2jt-an
    Harga sandal: Rp 100.000 – Rp 1jt an
  4. Sleeping bag (wajib)
    sleeping bag
    Sleeping bag alias kantong tidur merupakan hal wajib yang perlu dibawa bagi pendaki.
    Merk: Karrimor, Jack Wolfskin, Makalu, Eiger, Alpine, Walles, Consina
    Harga: Rp 120.000 – Rp 500.000
  5. Pakaian Outdoor
    celana outdoor
    Seperti: kaos, kemeja flannel, kemeja rimba, topi, celana pendek, celana panjang
  6. Matras (wajib)
    matras gunung
    Matras gunung kegunaannya untuk landasan kita duduk atau landasan untuk tidur.
    Harga: Rp 30.000 – Rp 50.000
  7. Senter atau headlamp
    senter gunungheadlamp gunung
    Senter tentunya berguna saat malam hari. Headlamp adalah lampu yang dipasang di kepala sehingga saat mendaki kita tidak perlu memegang senter atau penerang semacamnya. Headlamp juga tahan lama dan digunakan pula untuk digantung di dalam tenda sebagai penerangan.
    Harga headlamp: Rp 100.000 – Rp 200.000
  8. Sarung tangan (wajib)
    sarung tangan gunung
    Sarung tangan sangat wajib dibawa. Ada banyak pilihan untuk sarung tangan. Bagian paling sensitif pada tubuh kita adalah telapak tangan dan telapak kaki. Sehingga jika pada suhu dingin namun telapak tangan kita terjaga suhunya maka tubuh juga akan menyesuaikan. Tips: bawalah dua sarung tangan. Satu yang biasa dipakai saat mendaki. Yang kedua yang tebal dipakai saat tidur.
  9. Tongkat Gunung/ trekking pole
    tongkat gunung
    Gunanya untuk pegangan tangan dan menjaga keseimbangan tubuh saat berjalan.
    Harga: Rp 60.000 – Rp 100.000
  10. Kacamata
    hiking sunglasses
    Gunanya untuk menjaga mata dari debu
  11. Jam tangan
    Best-Hiking-Watch-300x300
    Gunanya untuk mengetahui waktu karena di alam kita tidak bisa berpatok pada matahari saja. Jam tangan ada banyak jenis. Jam tangan gunung biasanya adalah jam tangan yang waterproof dan wheatherproof. Dan harganya biasanya di atas 500rb. Ada pula jam tangan gunung yang dilengkapi dengan pengukur ketinggian, pengukur suhu, termometer dan manfaat lain yang harganya jutaan.
  12. Jas hujan/ponco / raincoat dan cover bag (wajib)
    jas hujan gunungcover bag gunung
    Jas hujan wajib dibawa jika kita melakukan pendakian pada musim hujan. Gunanya tentu untuk jaga-jaga jika hujan turun dan sebagai pelapis kedua menjaga tubuh dari terpaan angin dan suhu dingin. Sedangkan cover bag gunanya untuk melindungi tas carrier.
  13. Masker
    masker
    Untuk menjaga hidung dan mulut dari debu atau asap belerang. Carilah masker multifunsi yang bisa menjadi kupluk, dan penutup leher. Atau bisa disebut buff.
  14. Gaiter
    gaiter gunung
    Gaiter adalah penghalang pasir agar tidak masuk ke sepatu.
    Harga: Rp 50.000 – Rp 500.000
  15. Aksesoris pakaian: syal, kaos kaki panjang, kupluk, sweater dll
  16. Peralatan mandi: sikat gigi, pasta gigi dll
  17. Peralatan makan: mangkuk makan, sendok, gelas (plastik) dll
  18. Peralatan navigasi: kompas, pengukur ketinggian, kamera saku dll
  19. Peralatan make up: tisu basah, tisu kering, lotion dll (wajib)
  20. peralatan lain: botol air, korek api, pisau, dll
P3K
• Tabung oksigen
• Kapas
• Tisu (basah dan kering)
• Betadine
• Alkohol
• Obat diare (Norit)
• Parasetamol
• Obat Alergi (CTM)
• Obat mata (visine)
• Kain kassa/perban
• Plester (Hansaplast)
• Oralit
• Minyak kayu putih
• Sunblock


INGAT! SAAT ANDA MENDAKI BUANGLAH SAMPAH TETAP PADA TEMPATNYA! ALAM KITA JANGANLAH KAMI KOTORI DENGAN PERBUATAN KAMI SENDIRI!

Cuma cerita pengalaman sedikit nih – gugus awan di pulau Lombok terasa begitu dekat seakan hendak runtuh dari langit. Deru angin menemani langkah demi langkah saya menapaki salah satu tanah tertinggi di Indonesia ini.
Di kejauhan, terlihat Gunung Rinjani berdiri dengan kokohnya. Menjulang sepanjang setengah dari utara lombok, Gunung Rinjani (3726m), adalah gunung berapi tertinggi kedua Indonesia.

Awal perjalanan, pintu sembalun.

Rinjani memiliki nilai spiritiual bagi orang Hindu Bali dan suku sasak. Bagi orang bali, Rinjani adalah satu dari tiga gunung yang disucikan karena dianggap tempat tinggal para dewa, setelah Semeru dan Agung.
Saat mendekati pulau Lombok, saya sudah terpesona dengan keindahannya. An unspoiled Bali, kata sebagian orang. Beruntung saya mendapat penyebrangan pagi hari, sehingga bisa melihat matahari terbit di atas kapal. Saya juga sempat melewati tiga buah pulau Gili yang terkenal itu dari atas kapal. Disini, pesona keindahan lombok sudah mulai terasa.

Peta Rinjani. Jalur merah adalah rute naik, biru rute turun. Maps by lonely planet.

Sesampainya di Lombok, dan setelah melengkapi logistik di pasar Aikmel, saya menuju Desa Sembalun menggunakan truk pasir. Desa Sembalun merupakan salah satu jalur masuk ke Taman Nasional Gunung Rinjani. Saat perjalanan ke Sembalun, kami sempat berhenti di Bukit Tiga dara untuk menikmati matahari terbenam.

Bukit tiga dara

Rinjani bagaikan dunia lain, ucap kawan saya. Bagaimana tidak, sejak awal pendakian kami sudah disuguhi padang savana yang eksotis, hutan tropis yang mempesona, serta perbukitan yang luar biasa indah.
Ini baru awal, tetapi sudah sangat indah.

Masih di Bukit tiga Dara

Dari basecamp Sembalun ke pos satu dihiasi padang savana seperti bukit teletubbies, saya sedikit memotong jalan lewat hutan atas saran penduduk sekitar karena bisa menghemat dua jam. Sekitar pukul sebelas siang saya sampai di pos satu.  Tetapi yang namanya savana, jarang sekali terdapat pohon, maka saya pun tidak berlama-lama di pos ini karena sengatan matahari, tidak heran banyak yang menyebut Rinjani ‘gunung pantai’.

Savana Sembalun

Angin padang yang bertiup membuat ilalang-ilalang melambai bagai jutaan rajutan yang begitu indah. Ada eksotisme yang tidak terbantahkan disana.
Saya beruntung kabut mulai turun dan sedikit mengurangi sengatan matahari. Selama perjalanan, saya sering berpapasan dengan pendaki asing. Tidak heran, gunung Rinjani memang salah satu daya tarik wisata yang terkenal di mancanegara. Saya sempat berbincang dengan salah satu bule dan dia berkata, ‘Indonesia was really beautiful..’, saya hanya tersenyum dan berkata‘Indeed..’

Kabut menemani saat mendekati Plawangan Sembanlun

Sesaat sebelum matahari terbenam, saya sampai di pos tiga. Di tempat ini saya mendirikan tenda dan beristirahat untuk mempersiapkan pendakian keesokan harinya.
Namanya terdengar mengerikan. Bukit penyiksaan, adalah nama tempat yang kami lewati pada pendakian hari kedua. Perbukitan terjal ini memang membuat kami tersiksa karena tanjakan yang seakan tak pernah habis.
Disini kami sering menemukan puncak semu,  dari kejauhan seperti puncak bukit tetapi sebenarnya bukit-bukit berikutnya masih tertutup kabut.

Para pendaki Rinjani

Jalur alternatif adalah Bukit penyesalan, tanjakannya relatif lebih landai tapi jarak tempuh lebih lama. Tapi di sepanjang perjalanan hari itu, pemandangan sangat surreal. Sensasinya mirip berjalan di dunia khayal film science fiction.
Sesampainya di pos plawangan sembalun, awan sudah berada sejajar dengan kaki kami. Disini hawanya memang lain, sudah terasa benar-benar di alam liar, alam para petualang.
Bahkan saat angin berhembus pun terdengar jelas suaranya. Ahhh, rasanya saya ingin sekali melompat dan menari-nari di atas awan itu.

Plawangan Sembalun Sore Hari
Sunset ditemani bunga edelweiss dan awan dibawah kaki. Fantastis!
Indonesia memang luar biasa!


Plawangan sembalun adalah pos terakhir sebelum puncak, dengan ketinggian sekitar 2700 mdpl. Puncak Rinjani berada di ketinggian 3726 mdpl. Berarti masih ada sekitar satu km vertikal, saya jadi malas membayangkannya.
Bagaimanapun, saya akan summit attack pas jam 12 malam tepat. Sisa-sisa tenaga saya kumpulkan demi puncak rinjani. Daypack, headlamp, makanan kecil, P3K, air serta doa yang saya bawa. Target saya tepat saat subuh saya sudah di puncak dan mengambil foto sunrise dari sana.

Trek berpasir sangat menyulitkan pergerakan.

Jalur menuju puncak adalah pasir, mirip seperti di semeru. Jalur ini sangat mengerikan, kiri-kanan langsung jurang menganga lebar. Saya sangat setuju summit attack dimulai malam hari sehingga mental kita tidak jatuh duluan melihat jalurnya.
“Seorang pendaki sejatinya tidak sedang menaklukan pucuk-pucuk tertinggi yang menusuk ke langit, melainkan ia sedang menaklukan pucuk-pucuk tertinggi dirinya sendiri sebagai manusia” – unknown
Sebenarnya, saat tanjakan pasir terakhir saya sudah tidak kuat sama sekali. Ingin sekali turun kebawah. Tetapi saya selalu disemangati oleh pendaki lain,  yang bahkan saya tidak kenal. Teriakan-teriakan penyemangat mereka memberi kekuatan kepada saya. Bintang-bintang yang bertaburan di atas juga ikut menyemangati. Bayang-bayang orang yang saya sayangi juga tiba-tiba muncul memberikan kekuatannya.

Hampir Puncak

Break the limit. Itu kata-kata yang selalu ada di pikiran saya. Rinjani mengajarkan saya untuk selalu tidak menyerah dalam keadaan apapun. Langkah demi langkah saya jalani, walaupun terkadang kaki terjebak di pasir, yang hanya perlu saya lakukan hanyalah melangkah dan terus berdoa.
Dan… sayapun berada di Puncak Rinjani..

Puncak Rinjani!

Ingin menangis rasaya tapi malu hehe. Dari puncak 3726 meter di atas permukaan laut, saya bisa melihat semua sisi pulau lombok, bahkan pulau bali dan sumba!
Di kejauhan terlihat Gunung Agung di Bali berdiri dengan angkuhnya. Melihat kaldera rinjani dengan garis enam kilometer, saya merasa bagikan buih di lautan.
Setelah bersalaman dengan setiap orang di Puncak dan sedikit berfoto, saya harus segera turun karena puncak akan panas sekali dan persediaan air pun tinggal sedikit. Saat melihat jalur turun, saya sedikit merinding. Tetapi jika kita telah menemukan iramanya, kita bisa seperti bermain “ski pasir”, asalkan hati-hati jangan sampai terperosok ke jurang.
Sesampainya di plawangan kembali, saya beristirahat sebentar dan bersiap untuk turun ke Danau segara anak. Danau segara anak berada di ketinggian 1700 mdpl. Jalurnya cukup berbahaya, karena banyak sekali bebatuan dan pasir. Hati-hati berpijak disini. Saya berangkat terlalu sore sehingga saya terpaksa membuat camp di tengah jalan. Terlebih lagi ada teman saya yang kakinya cidera dan saya menemukan seorang bapak yang ketinggalan dari rombongannya, bapak ini tidak membawa senter!

Menuju Segara anak

Pagi hari kami melanjutkan ke Danau segara anak, sepanjang perjalanan kami disuguhi panorama yang eksotis. Bukit-bukit seperti zaman purbakala di hadapan kami. Imajinasi saya mengatakan kalo ada T-Rex disini pasti bagus.
Danau segara anak memberikan kejutan yang luar biasa, hot spring! Ahhh, rasanya nikmat sekali berendam di air panas setelah perjalanan yang melelahkan. Rinjani memang penuh dengan kejutan. Saya hampir berendam disana dua jam lebih ditemani sama monyet-monyet liar yang ingin mencuri makanan.

Memancing di Segara Anak. Ikannya besar-besar!

Yang paling saya tidak bisa lupakan dari Danau segara anak adalah pada saat sunset. Sulit melukiskannya dengan kata-kata. Sinar matahari sore menyinari pegunungan di sekitar segara anak. Saya merasa seperti bukan di Indonesia. Tetapi ini benar-benar Indonesia bung! Saya benar-benar cinta dengan Indonesia!

Semburat oranye di segara anak

Saat perjalanan pulang, terjadi sedikit insiden, kami kehabisan air. Entah mengapa sumber mata air di pos tiga dan pos dua jalur senaru semuanya kering. Padahal menurut informasi dari atas dan dari porter yang kami tanya, ada sumber air disana. Akhirnya kita ditolong tim yang sudah turun duluan, mereka membawakan air dan menunggu di pos satu.
Sesampainya di pintu gerbang desa senaru, hanya rasa syukur yang saya rasakan. Saya pun langsung menaiki truk untuk kembali ke kota Mataram. Setelah singgah semalam di rumah seorang rekan, esok harinya saya pun kembali ke Jakarta setelah mampir sebentar ke pantai Kuta.
Terima kasih Rinjani, terima kasih atas semua keindahan dan keajaibanmu, terima kasih telah memberikan keyakinan bahwa mimpi-mimpi itu memang dapat kita raih jika kita tidak tidak pernah menyerah, terima kasih buat teman-teman atas kehangatannya, terima kasih Tuhan telah mengizinkan saya melihat sedikit indahnya ciptaan-Mu.. Sampai bertemu lagi!